Memberhentikan suatu layanan atau program memang kadang tidak dapat dihindarkan. Ini bukan berarti gagal tapi ini hanya tidak mencapai pada puncak kejayaan. 

Microblogging , kronologger adalah salah layanan buatan lokal yang kini resmi ditutup. Kronologger sempat merasakan popularitas sebelum terjadi boming facebook, twitter, plurk ataupun layanan semacam itu. Memang menyedihkan, namun akan menjadi pembelajaran yang berharga bagi para startup lainnya.

Popularitas memang susah ditebak. Buktinya layanan sekelas friendster ataupun layanan tanyasaja milik detik pun bisa terjatuh. 

Kronologger populer pada tahun 2007-2009 dan bisa dikatakan adalah masa keemasan. Namun seiring berkembangnya berbagai macam layanan serupa yang kemudian menjadi dominan. 

Ada beberapa alasan mengapa kronologger menutup layanannya. Berbagai tersebut antara lain penuruan traffik, membutuhkan waktu dan usaha untuk pengembangan, seperti update API, integrasi ke layanan pihak ketiga yang dikombinasikan dengan kesibukkan masing-masing pengurus maka Kronologer diputuskan untuk ditutup.

Kronologer sendiri awalnya bernama Kronologis.com dan digagas pertama kali oleh Kukuh TW, yang kemudian disusul oleh Budi Putra yang saat itu menjadi CEO Asia Blogging Network dan mengajak untuk mengintegrasikan layanan tersebut ke komunitas ABN. Kronologis.com akhirnya berubah nama, domain dan brand mereka menjadi Kronologger secara resmi tanggal 6 Agustus 2007.

Dalam perjalanannya, tim dari Kronologger setidaknya diisi oleh Kukuh TW, Budi Putra, dan Harry Sufehmi. Aktifitas yang ada di Kronologger juga cukup ramai, karena sebagian besar topik yang ada di sana ditanggapi oleh pengguna lainnya dan menciptakan keterikatan antara para ‘kroner’.

Tampilan Kronologger
Meski tampilannya terkesan sederhana dan old school, namun pada periode 2007-2009 layanan Kronologger juga berbagai perkembangan seperti yang dijelaskan mas Kukuh, “uji coba eksperimen menggunakan XML-RPC/API, JSON, integrasi dengan Yahoo! Messenger, Email, SMS, Google Maps, Ping-FM, Google Maps. Kronologger juga pernah menjalankan strategi monetisasi seperti layanan SMS, dimana para kroner bisa kirim posting melalui SMS dengan bekerjasama dengan konten provider dan penyedia layanan telekomunikasi, namun kurang berhasil”.

Meski layanan Kronologer ditutup, tetapi para founder dan pengurusnya tetap berkarya di bidang usaha berbasis internet, dan saya pikir karya mereka tetap memberikan manfaat serta andil atas perkembangan internet lokal, seperti juga yang mereka lakukan pada Kronologger.

sumber: dailysocial.net

Leave a Reply